Jumat, 31 Maret 2017

Tapak pertama tak sekedar pembuktiaan

Tapak pertama tak sekedar pembuktiaan


                Dimana? Dalam keadaan limbo ku terenyak saat membaca pesan ini. 
                Pagi belumlah menggeliat sempurna saat mata ini mulai terjaga dari khayal indahnya melihat dan memeluk erat keempat saudara yang sangat dinantinya itu. Mungkin hanya berkhayal. Itulah kalimat yang terucap dalam hati setiap mengingat kata “hanya sekedar wacana atau kata Gak usah koar-koar, itu belumlah pasti” yang sering orang-orang ucapkan pada kelima anak mapala 2014 ini. Semua meragukan rencana yang ada selayaknya rencana ini sama dengan kata-kata yang biasa lima orang ini chat untuk menghidupkan grup meski lewat cara menjadi provokator dan perusuh. Tiada niat mengganggu apalagi berlebihan untuk memalukan atribut organisasi yang disandang. Hanya sekedar ingin saling mengenal saudara tak lebih dari itu. Itulah mereka para provokator girls yang dijuluki FVZ RONEit 14 (5 srikandi amazing mapala 2014) yang terdiri dari 4 anak mapala surabaya (Eno “Lampir” queen nyamil dari MAPALSA UINSA, Niken “Leles” atau yang biasa dipanggil mama leles queen kece dari MAHAPALA STIESIA, Nurul “Blank” suhu queen eksis dari PRIPALA MELVILLE Prisma Profesional University dan ketua provokator queen actress Ikke “Jengking” yang biasa disapa  mama king dari HIMMPAS UNMUH Sidoarjo) dan seorang lagi dari mapala malang yang dibilang terlalu menghayati jurusan dan hobinya yang tidak jauh-jauh dari buku. Berawal dari bercandaan yang ditentang itulah kelima srikandi mapala 2014 ini kenal dan menjadi sedekat nadi dan darah. Sedekat kelimanya semakin menapaki tanggal 6 dimana apa yang dibilang wacana akan menjadi action nantinya. Trip to Lumajang. Not just wacana.
                Menjadikan kata not just wacana menjadi action tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Musibah datang silih berganti dan cacian pun tiada henti menimpa masing-masing dari mayoritas planner ini. Namun mereka tetap berdiri bersama bagai karang yang tak goyah diterpa badai sekalipun. Bahkan di detik akhir musibah kembali menerpa dimana akhirnya membuahkan keputusan ditundanya sehari rencana ini dan perubahan lokasi destinasi menjadi hanya di Malang. Memang dengan keyakinan penuh lah mereka berucap apapun yang terjadi plan ini harus terjadi. Hal ini dikarenakan plan ini tidaklah hanya sekedar wacana jalan-jalan dari kelimanya namun ada esensi terpenting di dalamnya yaitu pertemuan pertama kali mereka berlima “first trip first meet”. Bahwa kedekatan mereka berlima tak hanya sekedar social media atau sms semata tapi nyata.
                Pagi ini tibalah saat indah yang dinanti. Minggu, 7 Februari 2016 akhirnya plan ini dapat terwujud. Pagi yang belumlah menggeliat sempurna tak menyurutkan niat mereka berempat  untuk bertatap muka.  Meskipun itu tanpa ketua yaitu jengking. Setelah bermalam dirumah saudara dari Leles, pagi-pagi sekali mereka menemui planner dari Malang untuk melengkapi tapak menuju keindahan bersama. Diwarnai dengan sedikit pelukkan bergegas mereka kembali menuju Tumpang dan bersiap menuju keindahan. Sesampainya di Tumpang benar saja pelukan, bercandaan dan ramai yang selama ini hanya mencuat lewat chat menjadi nyata meski ada kontrol untuk menahannya. Usai segala siap berangkatlah ber 12 orang menuju keindahan, banyu anjlok Malang. 3 jam perjalanan menyusuri tapak jalan mereka lalui. Pemandangan sekeliling membias mata. Mengabadikan moment pertemuan. Tak lupa keempat planner ini lakukan saat rest sejenak dalam perjalanan yang tinggal 30 menit menuju Pantai Lenggoksono dimana nantinya ada wisata air terjun banyu anjlok.  Usai sedikit rest, perjalanan kembali ditempuh menuju keindahan dalam kebersamaan. Kurang lebih jam 13.00 tibalah di Pantai Lenggoksono. Usai makan dan sedikit menikmati keindahan, hujan turun tiada henti dan deras. Beristirahatlah rombongan di sebuah warung sambil menunggu hujan reda. Beberapa jam kemudian, hujan pun reda. Bergegas mereka berganti pakaian, menyiapkan segala keperluan seperti kamera, uang dyl sedang sisanya diletakkan di tas dan dititipkan di warung tersebut. Disewalah 2 perahu untuk membawa rombongan ke 3 destinasi yaitu banyu anjlok, tempat snorkeling, dan bolu-bolu. Pelampung dikenakan dan bergegas menyusuri pantai menuju destinasi lain menggunakan perahu. Leles, Blank, Avril, Lampir, Mas Dinan, dan Agnes berada dalam satu perahu. Tak henti-hentinya mereka selfie saat berada diatas perahu. Beberapa saat kemudian tibalah mereka di Banyu anjlok. Bergegas Lampir, Blank, Avril dan Leles turun dan mendekati air terjun banyu  anjlok. Berselfie sepuasnya dengan beragam gaya dan jepretan tulisan  menjadi hal-hal yang diabadikan di lokasi ini. Tidak lupa explore lokasi mereka lakukan. Setelah puas bermain-main disini mereka menuju lokasi selanjutnya. Naik perahu lagi. Untuk destinasi kedua tidak bisa mereka datangi dikarenakan tidak menyewa alat snorkeling. Di sepanjang jalan dari destinasi 2 menuju destinasi 3 yaitu bolu-bolu berbagai pemandangan indah mereka jumpai. Kera-kera liar bermain ranting di pinggir air lanjut berwarna hijau ini. Batu-batu berlapis menambah keindahan. Dengan santainya Leles dan Blank menjulurkan kaki ke laut untuk bermain air.
                Beberapa saat kemudian sampailah di bolu-bolu. Tempat ini adalah pantai dimana di sisinya ada sebuah gua. Bergegas semua berenang disana dan tidak lupa mengabadikan momen yang ada. Usai semua lelah bermain air pantai, beberapa menuju lokasi gua. Namun sayang gua ini hanya beberapa meter saja. Namun disini mereka menemukan ikan yang menyerupai ular. Das ist sehr amazing. Kemudian bergegas rombongan dari 2 perahu  ini kembali ke bibir pantai Lenggoksono. Menyeruput manisnya udara yang bergelayut disisi. Raut wajah bahagia terpancar tanpa henti. Tak lama kemudian tibalah mereka di bibir keindahan ini. Bergegas mereka berganti pakaian dan menikmati hangatnya kuah bakso yang perlahan memasuki tenggorokan mereka. Hari beranjak semakin malam mereka bergegas meninggalkan lokasi wisata ini. Beriringan mereka berkendara menembus sore yang beranjak malam. Sejenak mereka beristirahat di pom bensin sebelum melanjutkan perjalanan. Tidak hanya perjalanan menuju Tumpang namun kembali ke Surabaya. Sesampainya di Pasar Tumpang, mereka kembali beristirahat dan menyantap mie ayam. Sedangkan keempat cewek mapala ini malah sibuk menghabiskan es krim dan bercanda. Moment yang ditunggu-tunggu sedari bertemu. Disinilah keputusan dibuat bahwa Leles, Lampir, Blank dan Mas Dinan akan kembali ke Surabaya esok pagi. Malam ini masih bersama berempat. Niat awal untuk mampir ke mapala malang malam ini dibatalkan dengan berbagai faktor. Hal ini diurungkan juga dikarenakan melihat kondisi semua yang sudah kelelahan. Namun keempat cewek ini puas mampu menjadikan tapak pertemuan pertama keempatnya sekaligus first trip mereka menjadi pembuktiaan bahwa ini tak sekedar wacana namun juga awal  dari aksi-aksi FVZ RONEit  selanjutnya
                Pagi menyapa ketiga srikandi mapala 2014 yang terlelap di dalam kamar.  Membangunkan  dari mimpi hingga di dalamnya seolah merasa  jika disini tidaklah berempat namun berlima. Blank dan Avril pun terbangun karena ajakan Lampir untuk bangun. Leles masuk kamar dan langsung rebahan di kasur. Namun itu tak berlangsung lama. Inilah saat yang sedari kemaren tertahan mereka bisa curhat-curhatan berempat. Segala hal terutama mengenai kisah cinta. Bagaimana tidak? Mereka berempat meski tanpa suhu ketua mama King juga terkenal jago nyomblangin meski yang dicomblangin juga anggota FVZ RONEit sendiri. Senjata makan tuan. Itulah juga menjadi awal dari semua kedekatan ini. Tak lama kemudian satu persatu dari mereka bergantian mandi. Curhatan berlanjut meski akhirnya harus disudahi untuk sarapan. Kemudian bersama Mas Dinan, keempat cewek kece ini menikmati sarapan bersama. Usai sarapan ada kabar dari jengking, ketua provokator namun sayang mereka tetap tidak bisa bertatap muka berlima untuk saat ini dikarenakan ia sudah kembali ke Sidoarjo. Entahlah harus sedih atau apa. Belum lagi kembali niat ke sekret mapala malang urung terjadi dikarenakan sesuatu. Dan dengan berat hati mereka berempat mengucapkan perpisahan. Avril kembali ke kos dan ketiga saudaranya bersama Mas Dinan kembali ke Surabaya. Namun akan terpatri di hati pesan mereka kepada Avril. Pesan yang sebenarnya sudah terpikir sejak lama namun untuk moment yang pas belumlah ada. Dengan berat hati keempatnya berjabat tangan saling melepas waktu kebersamaan yang sudah dinanti sebulan ini. Hanya sehari tapi kebahagiaannya membuncah di sanubari.  Schones Wochenende mit euch meine schwester! Beste urlaub beste wochenende. Meski dalam hati rasa sedih bersemayam di hati. Andai waktu sehari kebersamaan ini mampu terulang kembali bisakah mereka tidaklah berempat namun berlima? Bisakah mereka bercanda lepas kembali seperti saat mereka berempat? Teringat akan sebuah kalimat yang sering diucapkan oleh seorang diantara mereka yaitu, “saat kita jalan-jalan bersama saat itulah kita melepas atribut mapala kita dan menjadi diri kita apa adanya.Kita hanya tim hura-hura saat kita nge trip bersama”. Dalam hati saat Avril meninggalkan mereka bertiga terbesit ujaran, “Kutunggu moment selanjutnya bersama kalian”. Semoga ini tak sekedar ujaran namun akan nyata nantinya sepeti perjuangan untuk action di first meet first trip mereka kali ini.
Inilah awal dari nyatanya persaudaraan kelima srikandi mapala 2014 ini. Nyatanya setiap plan yang mereka planning kan. Danke voraus atas weekend indah ini queen kece Mama Leles, queen nyamil Lampir dan queen eksis Blank. Sayang tak ada ketua mama king kali ini. Lain kali wajib culik dia. Gak ada salahnya bercanda kan? Formalitas aja gak akan mendekatkan kita ya gak girls?big hug saudara2ku. Tapak pertama untuk mengawali segalanya tak sekedar pembuktiaan wacana bisa jadi action. First trip first meet.




Malang, 8 Februari 2016

Ditulis oleh:
Aprillia Dita Farizki “Favril_gladianreorse_143416” MPA  Jonggring Salaka Universitaet Negeri Malang diklat 34/ 2014

Danke voraus (terimakasih banyak) untuk:
Agnes Niken Laras Cristantri “Leles queen kece” MAHAPALA STIESIA Surabaya  diklat 2014
Eno Nabila Pratitis Humaida “Lampir queen nyamil” MAPALSA UINSA Surabaya diklat 23/ 2014
Nurul Azmaniar Ubbar “Blank queen eksis” PRIPALA MELVILLE Prisma Profesional Institute Surabaya diklat 1/2014

Always miss and want meet:

Ikke Oktavia Ramadhani “Jengking ketua provokator” HIMMPAS UNMUH Sidoarjo diklat 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terjemahan Bahasa Jerman Lagu "Balonku ada lima" dan "Bintang Kecil"

Meine Ballone (Balonku ada lima) Ich hab jetzt funf Ballone (Balonku ada lima) und die Farbe sind buente (Rupa-rupa warnanya) Gruene, g...